Kamis, 20 Maret 2014

Sel otak hilang karena kurang tidur

tidur
Kurang tidur mengakibatkan hilangnya 25% sel otak.
Penelitian menunjukkan kurang tidur

Penelitian menunjukkan kurang tidur dapat berakibat serius, yaitu hilangnya sel otak secara permanen.
Pada tikus, kurang tidur berkepanjangan menyebabkan 25% dari sel-sel otak tertentu mati, menurut sebuah studi dalam The Journal of Neuroscience.
Jika hal yang sama berlaku pada manusia, mungkin sia-sia untuk dapat mengganti hilangnya waktu tidur kita, kata para ilmuwan Amerika Serikat.
Wartawan BBC Helen Briggs melaporkan bahwa para ilmuan berpikir mungkin suatu hari nanti dapat mengembangkan obat yang dapat melindungi otak dari efek samping kurangnya tidur ini.
Penelitian, yang diterbitkan oleh The Journal of Neuroscience, melihat tikus di laboratorium yang tetap terjaga meniru jenis-jenis kurang tidur pada umumnya dalam kehidupan modern, seperti bekerja pada shift malam atau menghabiskan waktu berjam-jam di kantor.

Sebuah tim di University of Pennsylvania School of Medicine mempelajari sel-sel otak tertentu yang terlibat dalam menjaga sistem peringatan otak.

Setelah beberapa hari melihat pola tidur yang sama pada orang-orang yang bekerja di malam hari - tiga hari bekerja pada shift malam hanya dengan empat sampai lima jam tidur dalam waktu 24 jam - tikus kemudian kehilangan 25% sel otaknya , yang dikenal sebagai locus coeruleus (LC) neuron.

'Kerusakan permanen'

Para peneliti mengatakan ini adalah bukti pertama bahwa kurang tidur dapat menyebabkan hilangnya sel-sel otak.
Tapi mereka menambahkan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengetahui apakah orang-orang yang kehilangan waktu tidur mungkin juga berada pada risiko kerusakan otak permanen.
Prof Sigrid Veasey dari Center for Sleep and Circadian Neurobiology, mengatakan kepada BBC "Kami sekarang memiliki bukti bahwa kurang tidur dapat menyebabkan kerusakan permanen.
"Ini adalah contoh sederhana yang ditunjukkan pada hewan namun kita harus berhati-hati pada manusia."
Dia mengatakan langkah berikutnya untuk menguji otak para pekerja shift setelah adanya bukti kematian dari hilangnya sel-sel otak.

Aplikasi 'antisosial' untuk hindari teman

Ponsel pintar
Dengan aplikasi khusus, pertemuan dengan teman bisa dihindari.

Ketika kebanyakan jejaring sosial membantu pengguna untuk terhubung satu sama lain, aplikasi baru Cloak justru menawarkan layanan untuk menghindari teman.
Cloak menggunakan data lokasi publik dari jejaring sosial Foursquare dan Instagram untuk menentukan lokasi orang yang Anda kenal.

Pengguna bisa mendapatkan peringatan saat orang-orang tertentu dekat dengan mereka.
Cloak dideskripsikan sebagai aplikasi untuk "menghindari mantan kekasih, kolega, atau siapa pun yang ingin Anda hindari".

Para pengamat mengatakan Cloak merupakan app terbaru dari kecenderungan aplikasi antisosial.
Aneka aplikasi serupa seperti Snapchat -yang menghapus foto dan video beberapa detik setelah diakses dan Secret -yang menyebarkan pesan secara anonim- berkembang dan semakin populer.
Cloak dirancang oleh Brian Moore dan mantan direktur kreatif situs berita sosial Buzzfeed, Chris Baker.

Baker menjelaskan kepada The Washington Post layanan ini merupakan arahan baru konsep jejaring sosial.
"Layanan seperti Twitter dan Facebook sudah terlalu riuh. Saya pikir popularitas layanan antisosial akan menanjak," jelas Baker.

Menurutnya layanan ini dikembangkan bukan karena permintaan pasar yang tinggi, namun karena para pengembang ingin meraih pasar media sosial yang belum tersentuh.
Pemimpin redaksi App Magazine, Nick Jones, kepada BBC mengatakan dia ragu dengan Cloak walau mengaku cukup tergoda.

Ratusan orang berburu meteor di Korea

meteor korea
Meteor angkasa luar dapat mencapai nilai 90 ribu US$

Ratusan orang berusaha keras mencari batu berharga angkasa luar setelah terjadinya hujan meteor di Korea Selatan minggu lalu.

Dua batu hitam seberat sembilan dan empat kilogram dipastikan sebagai chondrites - bagian dari meteor - oleh Klik Badan Penelitian Kutub Korea (KOPRI) dan memicu pencarian lebih luas untuk mencari kepingan meteor di kota bagian selatan Jinju, lapor Harian Joongang Korea.

 Penduduk melakukan pencarian di pebukitan dan persawahan dengan menggunakan GPS dan pelacak logam, lapor sejumlah media.

"Karena diperkirakan sebuah meteorit hancur menjadi lebih dua bagian di atmosfir maka masih terdapat kemungkinan ditemukannya lebih banyak kepingan meteor," kata seorang peniliti KOPRI.
Kepingan meteor dapat bernilai tinggi. Berdasarkan standar internasional nilainya adalah US$5-10 per gram.
Chondrite yang berat dapat mencapai nilai sampai US$90.000, lapor Harian Joongang.
Muncul laporan seorang pria warga Amerika menyebarkan kartu nama kepada para pemburu meteor karena dia tertarik membeli.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran batu berharga ini akan dibawa ke luar negeri sehingga seorang pejabat Badan Warisan Budaya Korea mengatakan negaranya kemungkinan akan menyatakan temuan meteor sebagai "monumen".

Misteri Nabi Khidir dan Nasehatnya Kepada Nabi Musa

khidir 
Sebagian kita ada yang menganggap ‘Nabi Khidir “ sampai sekarang belum wafat, untuk mengajarkan berbagai hikmah kepada manusia.. Bagaimanakah sejatinya nabi Khidir itu?
Dari sebuah khutbah Juma’at seorang ustadz (KH. Yaksyallah Mansur Ma) menyampaikan hikmah dari kisah Nabi khidir dan Nabi Musa..
“ Lalu keduanya bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah kami berikan rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi kami..(Qs Al kahfi : 65)

Menurut jumuhul mafassirin (mayoritas ahli tafsir) sejak dari Ibnu Abbas, Al Thabari, Al Qurthubi, Ibnu Katsir sampai penafsir kontemporer Ahmad Musthafa al Maraghi bahwa yang dimaksud keduanya pada ayat ini adalah Nabi Musa Alaihi Salam dan anak muda pengiringnya (pembantunya) Yusya’ bin Nun.

Sementara yang dimaksud seorang diantara hamba-hamba Kami adalah Nabi Khidr Alaihi Slama. Tetapi penafsir kontemporer yang lain yaitu as Syahid Sayid Quthb, penyusun tafsir fi dzilalil Qur’an tidak menyebut nama Khidr ketika menafsirkan ayat ini. Dia hanya menyebut-nyebut al abdus shalih (hamba yang shalih) saja. Dia berpendirian demikian sebab di dalam ayat-ayat yang berhubungan dengan kisah ini (QS Al Kahfi 65-82) tidak pernah disebut nama Khidr dan karenanya beliau merasa lebih baik membiarkan sosok ini tetap rahasia seperti yang termaktub dalam Al Qur’an

SIAPAKAH NABI KHIDIR ITU?
Sosok nabi Khidir Alaihi Salam yang menurut Jumhurul Mufasirin sebagi nabi yang dijadikan oleh Nabi Musa Alaihi Salam sebagai gurunya, telah menimbulkan kontroversi di kalangan ulama sejak dahulu samapai sekarang. Khidr atau khadhir atau Khidhir berasal dari bahasa Arab yang artinya hijau. Menurut riwayat Mujahid apabila dia shalat rumput-rumput kering yang disekelililngnya akan menjadi hijau. Segolongan orang terutama dari kalangan kaum shufi mengatakan bahwa dia masih hidup sampai sekarang. Banyak cerita lainnya, tetapi kebanyakan cerita tersebut berasal dari kisah-kisah israiliyat. Dan tentang beliau masih hidup sampai sekarang bertentangan dengan ayat Allah : Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad), maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal? Tiap –tiap yang berjiwa akan merasakan mati (Qs Al Anbiya : 34-35)
Imam Bukhari dan beberapa perawi hadis yang lain menegaskan Nabi Khidr Alaihi Salam telah wafat
 
Hikmah dari kisah ini , Adab menuntut ilmu
AI Imam Fakhrur Razi mengatakan,” Ketahuilah , ayat ini (Qs al Kahfi: 66) menunjukan bahwa Nabi Musa memperhatikan adab serta tata cara yang cukup banyak dan lunak ketika ingin belajar dari nabi Khidir. Tata cara tersebut antara lain :
Nabi Musa merendah’kan dirinya dengan bertanya secara halus , “ Apakah engkau mengizinku untuk mengikutimu? Padahal kita tahu Nabi Musa adalah seorang nabi Ulul Azmi yang pernah bercakap-cakap dengan Allah dan memimpin Bani Israil. Dia pula satu-satunya Nabi yang disebut namanya dalam Al Qur’an sebanyak 300 Kali!
Kemudian nabi Musa mengatakan “ Supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar..” ini membuktikan kepribadian luhur dan sifat tawadlu untuk mengakui akan kebodohan dirinya di hadapan sang guru. Dan beberapa adab lainnya
Hikmah kisah ini juga menyampaikan salah satu etika dalam menuntut ilmu (al Qur’an) adalah bahwa ilmu harus dicari dari sumbernya . Ia harus didatangi walau jauh tempatnya dan kesulitan dalam menempuhnya. Dan Nabi Musa mencontohkan bagaimana ia walaupun seorang nabi pilihan (ulul azmi) yang sekaligus pemimpin , siap menempuh suatu perjalanan untuk mencari ilmu.

Nasihat Khidir kepada Musa
Dari Umar bin Al Khattab Radiyallahu Anhu , bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa sallam bersabda, “ Saudaraku, Musa Alaihissalam berkata, Wahai Rabbi .., tampakanlah kepadaku orang yang engkau tampakkan kepadaku di perahu..”
Allah menurunkan wahyu kepada Musa ,” Hai Musa kamu akan melihatnya..”
Tak berapa lama kemudian datang Khidir, dengan aroma yang harum dan mengenakan pakaian berwarna putih. Khidir berkata, “ Salam sejahtera atasmu wahai Musa bin Imran. Sesungguhnya Rabbmu menyampaikan salam kepadamu beserta rahmatNYa..

Musa berkata,” Dialah As-Salam dan kepada-Nya kesejahteraan serta dari Nya kesejahteraan. Segala puji bagi Allah Rabbul-alamin yng nikmat-nikmatNya tidak dapat kuhitung dan aku tidak dapat bersyukur kepada-Nya kecuali dengan petolongan-Nya. Kemudian Musa berkata, “ Aku Ingin engkau memberiku nasihat dengan suatu nasihat yang dengannya Allah memberikan manfaat kepadaku sepeninggalmu.”
Khidir berkata,” Wahai pencari ilmu, sesungguhnya orang yang berbicara tidak lebih mudah jemu daripada orang yang mendengarkan. Maka janganlah kau buat orang-orang yang ada disekitarmu menjadi jemu ketika engkau berbicara kepada mereka.

Ketahuilah bahwa hatimu merupakan bejana. Kenalilah dunia dan buanglah ia dibelakangmu, karena dunia bukan merupakan tempat tinggalmu, dan apa yang ditetapkan bagimu tidak ada di sana. Dunia dijadikan sebagai perantara hidup hamba, agar mereka mencari bekal darinya untuk tempat kembali. Hai Musa , letakkanlah dirimu pada kesabaran, tentu engkau akan selamat dari dosa. Wahai Musa, pusatkanlah minatmu pada ilmu kalau memang engkau menghendakinya. Sesungguhnya ilmu itu bagi orang yang berminat kepadanya. Janganlah engkau menjadi mudah kagum kepada perkataan yang disampaikan panjang lebar, karena banyak perkataan mendatangkan aib bagi orang yang berilmu dan dapat membocorkan rahasia yang mestinya ditutupinya.

Tetapi semestinya engkau berkata sedikit karena yang demikian itu termasuk taufiq dan kebenaran. Berpalinglah dari orang bodoh dan bersikaplah secara lemah lembut terhadap orang yang dungu, karena yang demikian itu merupakan kelebihan para ahli hikmah dan hiasan orang-orang yang berilmu. Jika ada orang bodoh yang mencacimu , diamlah di depannya lalu menyingkir dari sisinya secara hati-hati karena kelanjutannya tetap menggambarkan kebodohannya terhadap dirimu dan caciannya akan semakin bertambah gencar dan banyak. Wahai anak keturunan Imran, janganlah engkau terlihat memiliki ilmu kecuali hanya sedikit. Sesungguhnya asal keluar dan asal berbuat merupakan tindakan menceburkan diri kepada sesuatu yang tidak jelas dan memaksakan diri.

Wahai anak Imran janganlah sekali-kali engkau membukakan pintu yang tidak engkau ketahui untuk apa pintu itu ditutup dan jangan tutup pintu yang tidak engkau ketahui untuk apa ia di buka. Wahai anak Imran, siapa yang tidak berhenti dari dunia, maka dunia itu yang akan melahapnya. Mana mungkin seseorang menjadi ahli ibadah jika hasratnya kepada dunia tidak pernah habis? Siapa yang menghinakan keadaan dirinya dan membuat tuduhan terhadap Allah tentang apa yang ditakdirkan baginya, mana mungkin kan menjadi orang zuhud? Adakah orang yang telah dikalahkan hawa nafsunya akan berhenti dari syahwat?

Mana mungkin pencarian ilmu masih bermanfaat bagi orang yang dipagari kebodohan? Perjalanan akan menunjukkan ke akhirat dengan meninggalkan dunia . Wahai Musa belajarlah apa engkau amalkan agar engkau mengamalkannya dan janganlah engkau menampakkan amalmu agar disebut-sebut , sehingga engkau mendapat kerusakan dan orang lain mendapat cahaya. Wahai anak Imran, jadikanlah zuhud dan taqwa pakaianmu, jadikanlah ilmu dan zikir sebagai perkataanmu, karena yang demikian itu membuatmu Rabbmu ridha. Berbuatlah kebaikan karena engkau juga harus melakukan yang lainnya. Engkau telah mendapatkan nasihatnya jika engkau menghafalkannya”.

Setelah itu Khidir berbalik meninggalkannya, sehingga tinggal sendirian Musa dalam keadaaan sedih. (Diriwayatkan Ath Thbrany dalam Al Ausath, di dalam nya ada Zakaria bin Yahnya Al Wafad, yang didhaifkan tidak hanya oleh satu orang, Ibnu Hibband dalam At Tsiqat. Dia menyebutkan bahwa dia salah dalam kemaushullannya. Yang benar , didalamnya ada riwayat dari Sufyan Ats Tsaury, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengatakannya, dan rijal yang lainnya tsiqat. Majma”Az Zawa’id, 10/224)

Cinta Inggit Garnasih–Soekarno

 
Suatu Ketika, sore-sore saya berkesempatan mengunjungi Rumah Bersejarah Inggit Garnasih di Jalan Inggit Garnasih no. 8 Ciateul, Bandung, Jawa Barat. Aku memasuki rumah tua itu dengan cemas dan rasa haru yang meluap, entahlah saya tidak tahu mengapa perasaan saya begitu, pikiran saya melanglang mundur ke belakang membayangkan jauh ke masa lalu, ke masa dimana dua insan ini dipertemukan dalam cinta oleh takdir-Nya.
Pada gambar-gambar yang bergelantungan dijajar rapi, mata saya lama tertuju menatap fokus pada satu gambar wanita mungil nan cantik duduk manis tersenyum dengan kebaya bercorak terang dikenakannya. Di sampingnya berdiri gagah seorang lelaki dengan stelan jas putih berdasi hitam dan berpeci hitam pula, ia tersenyum dikulum dan melipat pangku kedua tangannya. Tampak ia berwibawa.

Paras wanita yang duduk itu cantik sekali dengan rambut disisir rapi ke belakang, disanggulkannya ujung rambutnya itu. Pada sela sanggulnya ia sunting lekatkan sekuntum mawar merah, menambah saja cantik rupanya. Dalam pose hitam putih, ia tersenyum kalem yang meneduhkan mata pemandangnya. Ia tampak cantik bersahaja sebagai seorang gadis polos yang lugu. Di bilah bawah bingkai gambarnya tertulis nama dan keterangan: Inggit Garnasih, istri kedua mendiang pendiri republik ini, Soekarno.

Mari kukisahkan mengenainya, mengenai cintanya yang besar dan tulus pada Soekarno, mengenai jiwa besar dan pemaafannya yang agung kepada mereka yang telah menyakitinya. Cinta memang aneh, ia bisa datang tanpa direncanakan, pun ia bisa pergi tanpa diduga. Sesuatu yang pasti, ia adalah anugerah terbesar dari Tuhan. Dengan cinta segala-gala tampak begitu indah. Dan cinta Inggit—Soekarno begitulah pula adanya: datang tanpa dikira, pun pergi tanpa diduga.

Mereka bersama meniti jalan tanjak menuju kemerdekaan, sesampainya di gerbang kebebasan itu mereka bercerai oleh sebab hal yang ditolak umumnya wanita di muka bumi ini: diduakan. Inggit menolak dimadu diduakan itu sedangkan Soekarno menginginkan ‘madu’ untuk menurunkan anak generasinya, sesuatu yang tentu itu insani karena Inggit tak mampu memberikannya anak keturunan.

Inggit Garnasih, mojang Bandung kelahiran Kamasan Banjaran selama hampir 20 tahun lamanya mendampingi Soekarno dalam suka dan duka, dalam tangis dan tawa. Ia adalah lentera yang menerangi gelap jalan cadas berliku perjuangan Soekarno, membuka labir gulita bagi Soekarno dalam jalan terjal menanjak meniti revolusi. Dialah pengobar semangat dan pembangun karakter melawan tangguh Soekarno. Dia yang membimbing dan menjadikan Soekarno seorang yang kuat, sabar dalam menghadapi tekanan menohok kolonial Belanda.

Soekarno adalah Herakles di tengah-tengah gemuruh tepuk tangan massa. Dengan pidato-pidatonya yang kuat dan bertenaga ia dapat “meruntuhkan” gunung dan “menimbun” jurang lembah, namun terpisah dari gemuruh orang banyak, ia adalah Hamlet, si lemah pemurung yang disobek-sobek kebimbangan dan mudah terharu. Ia sanggup dengan lantang mengomandokan Trikora dan Dwikora, tetapi secara pribadi bahkan tak berani menyembelih ayam sekalipun, ia seorang penakut yang bahkan akan segera meriut ciut dan selalu pingsan kalau melihat darah.

Inggit-lah yang menguatkan dan membesarkan hatinya, memberi dorongan, semangat, dan harapan kepada Kusno-nya sayang. Dialah yang menempa Soekarno dari seorang lemah nan perasa menjadi seorang pemimpin yang kuat, dari yang awalnya hanya pemimpin romantikus belaka menjadi seorang pemimpin sebenarnya yang berkarakter kuat dan tangguh.

Tanpa sokongan dan topangan Inggit Garnasih, Soekarno bukanlah apa-apa dan tak akan menjadi serta mencapai apa-apa, ia akan seperti buih yang tersedot hilang dalam sekejap oleh gerus gerak dinamis penindasan kolonial yang tanpa ampun dengan angkuhnya maju melindas, ia akan lenyap bagi pergerakan kemerdekaan nasional ketika dibuang ke Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur.  Ia akan hancur secara jasmani atau jika tak kuat ia akan ciut meriut mundur lalu takluk, menyerah kalah dalam waktu singkat. Banyak orang tidak mengetahui, Inggit Garnasih-lah sebenarnya di balik kuatnya ia bertahan itu.

Kali pertama mereka ketemu di sebuah rumah kost yang Soekarno tinggal di sana sebagai anak kosan sedangkan Inggit Garnasih adalah induk semang pemilik kosan itu. Kedua mereka saat ketemu itu telah masing-masing punya pasangan. Soekarno “menikah-gantung” dengan puteri HOS Tjokroaminoto bernama Oetari sedangkan Inggit Garnasih adalah istri dari seorang lelaki yang terlalu sering pergi meninggalkannya bernama H. Sanoesi. Kedua mereka ini: Soekarno–Inggit, bernasib sama, miskin kasih sayang dari orang dekat terkasih mereka.

Cinta kemudian menautkan mereka satu, sekalipun usia mengaral mereka berpaut jauh sekali. Inggit berselisih umur dengan Soekarno 13 tahun lamanya. Tetapi cinta di antara mereka terlalu dalam dan menimbulkan bara yang menyala-nyala di hati masing-masing keduanya, dan dalam cinta yang berbara menyala seperti itu apalah yang tampak buruk? Tidak ada, segala-gala di muka hadapan mata tampak indah bahkan sekalipun di mata lainnya mungkin tampak buruk.

Soekarno tak melihat usia Inggit yang jauh lebih tua darinya itu sebagai penghalang, Inggit-pun tak mengambil usia belia Soekarno sebagai sandungan. Mereka keduanya kukuh mengikutnurutkan perasaan. Dengan baik-baik dipulangkannya Oetari ke rumah orang tuanya HOS Tjokroaminoto di Gg. Peneleh, Surabaya, pun Inggit mengurus cerai baik-baik dengan suaminya H. Sanoesi.


H. Sanoesi, suami Inggit Garnasih setuju bercerai dan merelakan Inggit menikah dengan Soekarno asal Soekarno mau meneken surat perjanjian bahwa ia tak akan menyakiti hati Inggit, sepelik apapun kelak nanti persoalan mereka. Surat perjanjian itupun diteken Soekarno, dan merekapun menikahlah kemudian.

Inggit memanggil Engkus kepada Soekarno, itulah panggilan sayangnya. Ketika Engkus-nya itu ditangkap dan lalu dipenjara oleh kolonial Belanda. Ia rela dan terus setia mengunjungi Soekarno menempuh perjalanan berjarak 30 kilometer jauhnya dari Ciateul ke penjara Sukamiskin dengan selalu berjalan kaki untuk mengirit ongkos.

Selama Soekarno dalam penjara di Sukamiskin, Inggit-lah sumber informasi dunia luar bagi Soekarno. Biarpun pengamanan dan pemeriksaan sangatlah ketat dalam penjara kolonial itu, Inggit selalulah dapat berhasil lolos. Ia mengecoh para sipir penjara dengan menggunakan Al-Quran dan telur rebus sebagai media komunikasi untuk menyampaikan situasi perkembangan dunia luar kepada engkusnya: Soekarno.

Telur-telur rebus yang dibawa Inggit itu telah ditandainya dengan beberapa tusukan halus di luarnya. Satu tusukan berarti situasi aman di luar, dua tusukan artinya seorang kawan aktifis pergerakan tertangkap, bila ada tiga tusukan atau lebih, itu menandakan adanya penyergapan dan penangkapan besar-besaran terhadap pejuang dan aktifis pergerakan.

Pun pada Al-Quran begitulah pula. Jika misalnya Al-Quran itu dibawakan oleh Inggit pada tanggal 16 April maka Soekarno akan membuka surat Al-Quran keempat dan halaman ke-16. Di sana ia akan mencari lubang-lubang kecil di bawah huruf tertentu yang kemudian lubang-lubang itu membentuk serangkaian kalimat yang memberitahu keadaan dunia luar penjara.

Soekarno dilihat sebagai orang berbahaya bagi eksistensi kolonial Belanda, maka suatu kali ia dengan kasar diseret keluar dari Sukamiskin dan dibuang diasingkanlah di Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur sebelum kemudian berlanjut pembuangan itu di Bengkulu. Inggit Garnasih terus setia dalam masa susah itu, ia ikut menemani Soekarno selama dalam pengasingan pembuangannya.

Di Bengkulu petaka mulailah menghampar, Soekarno jatuh menaruh hati pada gadis anak tinggal mereka sendiri. Gadis itu bernama Fatmawati, ia memang manis sekali dan usianya masih sangat belia, baru 19 tahun dan Soekarno telah 41 tahun, kedua mereka itu berpaut jarak usia 22 tahun lamanya. Oleh ayahnya yang sahabat Soekarno, Fatmawati memang sengaja dititipkan tinggal di sana. Dengan penuh kasih Soekarno mendatangi Inggit dan dengan baik-baik menyampaikan hasrat keinginannya untuk memperistri Fatmawati. Alasannya memang insani, ingin mendapatkan turunan, hal yang tak mungkin didapatnya dari Inggit Garnasih.

Tapi Inggit menolak dimadu, sekalipun Soekarno tak ingin menceraikannya. Sebagai seorang perempuan, seorang ibu yang mengerti damba anak turunan, ia merelakan segenap hatinya hancur tersakiti untuk kebahagiaan Engkus yang disayanginya. Ia undur dari diri kehidupan Soekarno dan pulang kembali ke keluarganya di Ciateul Bandung. Ia takdirnya tergaris berhenti sampai di situ, sampai di gerbang saja, ia tak ditakdirkan memasuki Istana Merdeka bersama Engkusnya–Soekarno.

Inggit pulang dengan segunung kecewa, membawa luka teramat dalam. Ia meninggalkan segala-gala terkait Soekarno, ia memupus ingatannya terkait apapun mengenainya. Ia sakit dan terus bertanya-tanya pada hati sendiri: “Mengapakah harus Fatmawati Ngkus? Seseorang yang sudah kuanggap sebagai anak sendiri?”. Mengenai ini ia tulis dengan sentimentil dalam catatan hariannya: “Dia telah seperti anakku sendiri, Aku anggap dia anakku sendiri”. Dalam luka kecewa yang menganga lebar itu, ia tegar dan kuat. Dalam emosi yang bergelora meluap sesaat itu, ia kemudian bangkit sadarnya. Dalam menangis ia memaafkan Engkus-nya: Soekarno.

Ketika Soekarno wafat, ia datang tergopoh dengan cepatnya. Ia tumpahkan tangisnya di muka jasad engkus-nya yang telah kaku itu, Berkata dalam Sunda: “Ngkus…, geuning Ngkus teh miheulaan, ku Inggit didoakeun”. Itulah kata-kata terakhirnya di muka jasad bekas suami terkasihnya itu. Baginya Soekarno adalah cinta sejati, mantan suami yang sangat dicintai dan dibanggakannya, ia tak tergantikan oleh apapun, oleh siapapun, terus saja ia dalam cinta yang besar dan penghormatan yang mulia begitu pada sosok Soekarno bahkan sekalipun setelah ia disakitinya.

Inilah bedanya Inggit dari lain-lainnya, ia memaafkan tidak hanya pada Soekarno bahkanpun bagi Fatmawati. Atas prakarsa Ali Sadikin, Almarhumah Fatmawati sebelum wafatnya datang mengunjungi bekas ibu angkatnya itu. Dengan kebesaran jiwa dan sesenggukan oleh tangis haru, Inggit  menerima dan memaafkan Fatmah__panggilannya ke Fatmawati, bekas anak angkatnya yang menjalin kasih sayang dengan ayah angkatnya yang adalah suaminya sendiri dan kemudian menjadi istri bekas suami ibu angkatnya. Di sinilah Inggit membuktikan bahwa orang tak mutlak perlu sekolah tinggi untuk bisa berjiwa besar

Sebuah kata-kata dari Inggit Garnasih yang ditulis Ramadhan K.H. dalam buku: Soekarno, Ku Antar ke Gerbang menutup catatan ini:
… Sesungguhnya aku harus senang karena dengan menempuh jalan yang tidak bertabur bunga, aku telah mengantarkan seseorang sampai di gerbang yang amat berharga. Ya, gerbang hari esok yang pasti akan lebih berarti, yang jauh lebih banyak diceritakan orang secara ramai.”

la Yusrie

Umar Bin Khattab : Suatu Negeri akan Hancur Jika Para Penghianat Menjadi Petinggi, dan Harta dikuasai oleh Orang-orang Fasik

padangpasir
….Kepada para komandan pasukan Umar Radiyallahu Anhu mengatakan : “..Perintahkan manusia agar pergi haji dan barangsiapa yang tidak mampu , maka hajikan dia dari harta Allah..”…
(Dari disertasi DR. Jabirah bin Ahmad Al Haritsi , pada program S3 Ekonomoi Islam Fakultas Syariah dan Studi Keislaman Universitas Ummul Qura Makkah dengan predikat Summa Cumlaude)

Umar bin Khatab Radiyallahu Anhu adalah Khalifah yang berhasil membangun dan meletakkan dasar-dasar ekonomi kokoh berdasarkan keimanan dan Tauhid kepada Allah Subhana wa Ta’ala. Beliau adalah orang yang terakhir kali bisa makan dan beristirahat setelah yakin penduduk sudah terjamin kesejahteraannya. Beliau sangat zuhud terhadap keduniawiaan dan itu diberlakukannya pada keluarganya. Umar Radiyallahu anhu sangat terkenal dengan pengawasan terhadap rakyatnya dan ketegasannya terhadap orang-orang yang melakukan penyimpangan, khususnya apabila orang yang melakukan penyimpangan itu adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pekerjaan umum seperti Gubernur, hakim, pemungut zakat.

Dalam masa sekarang ini dimana negara-negara di dunia terbagi menjadi negara kapitalis, negara sosialis dan lain-lain sesuai dasar sistem ekonomi yang diikuti oleh setiap negara. Ini menunjukkan begitu kuatnya hubungan antara politik dan ekonomi yang saling mempengaruhi secara timbal balik. Umar Radiyallahu anhu menjelasakan bahwa kerusakan sistem pemerintahan dan dikuasainya berbagai urusan oleh orang-orang yang fasik merupakan sebab kehancuran pilar-pilar umat; dimana beliau mengatakan,” Suatu negeri akan hancur meskipun dia makmur.” Mereka berkata,” Bagaimana suatu negeri hancur sedangkan dia makmur?” Ia menjawab ,” Jika orang-orang yang penghianat menjadi petinggi dan harta dikuasai oleh orang-orang yang fasik.”

Sesungguhnya ekonomi kontemporer mengakui sebab-sebab yang menghancurkan terhadap kerusakan ekonomi dan bahwasanya itu merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap usaha pengembangan ekonomi khususnya di negara-negara berkembang).

Oleh karena itu , Umar R.a berupaya keras dalam mewujudkan sistem pemerintahan yang baik. Bahkan seringkali beliau bertanya kepada sebahagian sahabatnya agar mereka mengemukakan pendapat mereka untuk mengetahui faktor-faktor kebaikan. Contohnya kepada Muadz bin Jabal ,” Apakah pilar perkara ini ya Muadz?’ Ia berkata,”Islam, karena dia adalah fitrah; ikhlas , karena dia adalah substansi agama, dan ketaatan karena dia adalah perlindungan.

Dari fikih Ekonomi Umar r.a. semasa pemerintahannya ,ada beberapa point yang menyebutkan kriteria sistem pemerintahan yang baik yaitu :

  1. Pemerintah melaksanakan tugasnya nya yang terpenting yaitu menjaga agama dengan cara menetapkan hukum-hukumnya dan berjihad melawan musuh, menjaga harta kaum muslimin yaitu dengan mengumpulkan dan membagikannya sesuai syariah, menegakkan keadilan dengan meralisasikan kemanan dan ketentraman , berupaya mewujudkan kesejahteraan ummat dengan memperhatikan orang-orang yang membutuhkan
  2. Melibatkan ummat dengan cara musyawarah ataupun memberikan andil ummat kepada pengawasan terhadap jalannya pemerintah dengan cara menasehati dan meluruskannnya
  3. Ada hak ummat menuntut pemerintah jika pemerintah mengabaikan pelaksanaan apa yang menjadi hak-hak ummat. Dalam hal ini Umar sangat peduli untuk mengetahui pendapat umum dan ia bertanya kepada Malik , sahabat dekatnya di rumah seraya mengatakan ,” wahai Malik , bagaimana keadaaan manusia?” ia menjawab “ Manusia dalam keadaan baik .”. Lalu Umar bertanya lagi “Apakah kamu mendengar sesuatu ?” Malik menjawab “ Aku tidak mendengar melainkan kebaikan”Pertanyaan ini berulang sampai tiga kali. Maka Malik berkata padanya pada hari ketiga”Apa yang kamu khawatirkan dari manusia?” Umar menjawab” Bagaimana kamu ini Malik! Aku khawatir jika Umar mengabaikan sebagian hak kaum muslimin lalu mereka datang kepadanya dengan bendera dan menanyakan hak mereka ?” Dan diantara nasehat Umar kepada para gubernurnya adalah “ Janganlah kamu memukul kaum muslimin, karena dengan itu kamu menistakan mereka. Dan janganlah kamu menghalangi hak mereka, karena dengan itu kamu menjadikan mereka untuk mendurhakai kamu..
  4. Adanya Kestabilan yang tidak mengakibatkan kepada pergolakan dan kegoncangan. Kestabilan politik disini adalah dengan mengharamkan seorang muslim mendurhakai pemimpinnya.
  5. Pengembangan ekonomi ini menuntut adanya sistem manajemen yang memudahkan lajunya roda pengembangan dan menghilangkan rintangan dari jalannya, dimana sebagian bentuk manajemen dan sistem pengawasan yang terdapat dalam fikih ekonomi Umar r.a adalah sbb :
a.Hisbah dan pengawasan pasar
b. Pengawasan harta
c. Pengawasan kerja dan pengaturannya
d. Perlindungan lingkungan
Menurut Fiqih ekonomi tersebut ,bahwasanya ada korelasi antara pengembangan ekonomi dalam kacamata Islam dengan terwujudnya suatu lingkungan yang islami dalam segala aspek kehidupan. Dan dari dua diantara lima pilar-pilar pengembanganan ekonomi ( sebagaimana dikemukakan dalam disertasi Dr Jaribah bin Ahmad dari tesisnya yang membahas mengenai itu) adalah
  1. Kesalehan ummat
Sesungguhnya kesalahehan ummat adalah dengan mengimani Islam sebagai akidah dan syariah dan pengaplikasiannya dalam segala aspek kehidupan.
Ketika seorang muslim meyakini bahwa dia sebagai Khalifah di bumi, ini akan mendorongnya melakukan pengembangan ekonomi karena ini merupakan hak dan sarana ummat. Dan jika ini dilakukakannya sepenuh hati karena Allah (ikhlas) maka akan menjadi ibadahnya dihadapan Allah Ta’ala.
Disisi lain , ketaatan dan kemaksiatan juga berdampak dalam kehidupan ekono mi umat, dimana ketaatan akan menjadi sebab diperolehnya keberkahan dalamn segala sesuatu, sedangkan kemaksiatan berakibat tercerabutnya keberkahan dari segala sesuatu . Allah berfirman dalam QS al A’Raf : 96
“ jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan( ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya..”
Umar Radiyallahu anhu mengegaskan dalam pernyataannya ;”… Sesungguhnya dunia adalah kesenangan yang menawan, maka barang siapa mengambilnya dengan cara ayang benar, dia akan mendapatkan keberkahan di dalamnya, dan barang siapa mengambilnya dengan cara tidak benar maka dia seperti orang yang makan dan tidak pernah kenyang.
2. Kebaikan sistem
Pemerintah adalah perangkat politik dan apa yang muncul darinya terkait sistem pemerintah. Sebab dengan kebaikan perangkat politik, konsistensi pemahaman politik bagi individu dan kebaikan hubungan antara rakyat dan pemerintah, maka akan meletakkan laju pesatnya pengembangan ekonomi pada jalan yang semestinya.
Contoh sikap Umar sebagai pejabat negara dapat dilihat dari perkataaan antara lain tehadap para gubernurnya “ Sesungguhnya aku tidak menguasakan kepadamu atas urusan arah, harga diri serta harta kaum muslimin, namun aku mengutus kamu untuk menegakkan shalat, membagi fai’ mereka dan menetapkan hukum dengan Adil.
Kepada para komandan pasukan Umar Radiyallahu Anhu mengatakan : “..Perintahkan manusia agar pergi haji dan barangsiapa yang tidak mampu , maka hajikan dia dari harta Allah..”
Perkataan Umar, ” Sungguh aku sangat berupaya agar tidak melihat kebutuhan manusia melainkan aku penuhinya, selama sebagian kita terdapat keleluasaan atas sebagaian yang lain. Tapi jika demikian itu tidak dapat dilakukan, maka kita memberi contoh dalam kehidupan kita sehingga kita sama dalam kecukupan”
Dalam fikih ekonomi Umar radiyallahu anhu kita dapatkan bahwasanya politik ekonomi dijalankan oleh pemerintah merupakan tolok ukur terpenting tentang baik atau tidaknya sistem pemerintah, sekaligus merupakan karekteristik sistem pemerintah itu. Sebagai bukti hal itu bahwa Umar Radiyallahu anhu mengatakan”’ demi Allah.., aku tidak mengerti apakah aku khalifah atau seorang raja. Jika aku Raja maka demikian itu adalah perkara besar!” Maka seorang berkata,” Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya diantara keduanya terdapat perbedaan.” Ia berkata,” Apakah itu ? Ia menjawab, ’Khalifah tidak mengambil melainkan dengan cara yang benar dan tidak meletakkannya melainkan dalam kebenaran dan Anda alhamdulillah seperti demikian itu.. Sedangkan raja adalah menindas manusia, lalu dia mengambil dari ini dan memberi yang ini.” Maka Umar pun diam.

Kota Kuno Petra Dibangun Sejajar Matahari

Budaya Nabatea mendirikan kota untuk menangkap titik balik Matahari dan khatulistiwa.

yordania,tanah palestina,petra,pemuja matahari,archaeoastronomer astronom purbakala,kerajaan nabatea,khatulistiwaMatahari menerpa monumen yang dikenal sebagai Ad Deir, atau Biara, di Petra, Yordania , selama musim dingin titik balik Matahari musim dingin pada 2007. Foto: Katherine Kiviat, Redux
 
Sebuah bangunan peradaban kuno berupa kota yang dipahat di batu, Petra yang terkenal itu, dibuat sedemikian  sehingga Matahari akan menerangi tempat-tempat
Petra, kota metropolis raksasa berisi makam, monumen, dan tatanan keagamaan rumit lainnya diukir di tebing batu, merupakan ibukota kerajaan Nabatea. Budaya  Timur Tengah yang masih sedikit dipahami ini menguasai sebagian besar daerah Yordania modern dari abad ke-3 SM sampai abad I Masehi
Para pedagang rempah-rempah makmur menyembah Matahari, di antara dewa lainnya, dan mungkin telah menekankan pentingnya khatulistiwa (titik Matahari yang membagi siang dan malam sama panjang), titik balik Matahari, dan peristiwa astronomi lainnya yang ditentukan oleh bagaimana Matahari bergerak melintasi langit.Titik balik Matahari, misalnya, adalah hasil dari poros utara-selatan Bumi yang relatif miring 23,5 derajat terhadap bidang tata surya kita. Kemiringan inilah penyebab perbedaan jumlah sinar Matahari yang mencapai berbagai wilayah planet Bumi selama setahun mengelilingi Matahari .
Sekarang, analisis statistik yang diterbitkan dalam Nexus Network Journal mengungkapkan, bahwa fenomena surgawi cenderung mempengaruhi bagaimana Nabatea menciptakan tatanan di Petra, kata dalam bahasa Yunani yang berarti batu karang.
"Bagian depan Petra tidak hanya cantik, tetapi juga menunjukkan sesuatu yang lain," kata ketua tim peneliti Juan Antonio Belmonte, astronom purbakala dari Institute of Astrophysics of the Canary Islands (IAC).

Petra, si kota batu karang dirancang sedemikian agar terus tertimpa Matahari seperti dikuduskan oleh langit.

yordania,tanah palestina,petra,pemuja matahari,archaeoastronomer astronom purbakala,kerajaan nabatea,khatulistiwaKedudukan Matahari selama titik balik Matahari musim dingin menerangi altar suci di Biara. Foto: Juan Anntonio Belmonte, Ph.D.
Juan Antonio Belmonte, astronom purbakala dari Institute of Astrophysics of the Canary Islands (IAC)  dan rekan-rekannya mengukur arah ruang monumen besar, kuil, dan makam keramat dan membandingkan pengukuran dengan bagaimana tatanan Petra selaras dengan kedudukan Matahari di cakrawala.
Karena kedudukan yang berubah sangat lambat dari waktu ke waktu, jumlah perubahan antara abad 1 SM dan hari ini, kecil. Jadi yang Belmonte dan timnya lihat sangat dekat dengan yang telah diamati bangsa Nabatea.
Hasil penelitian mereka menunjukkan, bahwa selama waktu tertentu dalam setahun, seperti titik balik Matahari musim dingin, Matahari akan menyorot atau selarasdengan beberapa bangunan yang paling penting di kota ini.
Meskipun tim mengandalkan statistik untuk memastikan arah Matahari dengan monumen, bangsa Nabatea tidak perlu harus mengetahui struktur secara matematis. Mereka bisa membangun sejajar dengan Matahari hanya dengan mengamati Matahari terbit dan terbenam selama waktu-waktu penting setahun.
Salah satu penemuan Belmonte yang paling menarik adalah terkait dengan titik balik Matahari musim dingin. Bangsa Nabatea mungkin percaya ada hubungannya dengan kelahiran dewa utama mereka, Dushara.
Selama titik balik Matahari musim dingin di Petra, Matahari terbenam menciptakan pendar cahaya dan bayangan di sekitar altar suci di dalam monumen yang dikenal sebagai Ad Deir, atau Biara, tempat bangsa Nabatea mungkin mengadakan perayaan keagamaan.
"Ini hal yang sama seperti terlihat di gereja-gereja umat Kristiani ketika sinar Matahari menerangi altar istimewa," kata Belmonte.
Fakta bahwa terpaan sinar ini hanya terjadi seminggu sebelum dan seminggu setelah titik balik Matahari musim dingin menunjukkan, bahwa "kesejajaran terlambang dengan Matahari terbenam di titik balik Matahari musim dingin itu masuk akal."
"Ini menunjukkan kita tidak melihat sebuah observatorium kuno, tetapi arsitektur yang sebagian dihidupkan dan dikuduskan oleh langit," kata Krupp.
Penelitian ini mengacu pada "tradisi menggunakan statistik untuk menentukan arah astronomi," kata astronom dan antropolog Anthony F Aveni. "Analisis dan pengukurannya pas," ungkap profesor di Colgate University di Hamilton, New York ini.

Keajaiban besar Petra mungkin bisa jadi pembanding mengungkap peradaban kuno tanpa prasasti.

Petra, kota prasejarahBrad Mering/stock.xchng
Sulit untuk membuktikan, bahwa bangsa Nabatea sengaja membangun Petra, kota mereka dengan membayangkan langit, catat EC Krupp, direktur Observatorium Griffith di Los Angeles. Dalam satu hal, pengetahuan tentang tradisi dan ideologi Nabatea terbatas, terutama karena budaya mereka meninggalkan sangat sedikit dokumen tertulis.
Terlebih lagi, "tidak ada contoh lain yang terkait yang dapat digunakan untuk perbandingan," kata Krupp .
Ketua tim peneliti Juan Antonio Belmonte, astronom purbakala dari Institute of Astrophysics of the Canary Islands (IAC) berharap ada pembanding. Menyebut, bahwa kota Hegra  atau Mada'in Saleh yang kini masuk wilayah Arab Saudi "akan menjadi laboratorium luar biasa untuk menguji penemuan kami."
Menurut Aveni, jenis penelitian ini dapat membantu dalam mengartikan budaya lain yang tidak memiliki sejarah tertulis, seperti Inca atau budaya Aztec.
Dengan tidak adanya catatan tertulis, kata dia, para ilmuwan dapat menggunakan "petunjuk arsitektur dan langit untuk mempelajari ideologi peradaban kuno."
Ketua tim peneliti Belmonte percaya, bahwa penelitian timnya telah memberikan penerangan baru tentang kota kuno yang kurang dimengerti, 85 persen masih tetap belum tergali. Dia menyebut Petra sebagai salah satu "tempat yang paling istimewa di dunia," dan menambahkan, bahwa "tatanan ini adalah keajaiban besar seperti kemampuan manusia menciptakan dengan rasa keindahan yang berhubungan dengan langit."
(Christine dell'Amore)

Kamus Enam Bahasa Sultan al-Afdhal

Rasulid Hexaglot.

Rasulid Hexaglot.

Kamus itu harus dilihat bukan hanya sebagai hasil karya intelektual seorang raja, tetapi juga produk dari sebuah lingkungan yang sangat internasional.

Apa yang dilakukan seorang raja di waktu luangnya? Sultan al-Afdhal al-Abbas yang memerintah Yaman sejak 1363 sampai kematiannya pada 1377 M tampaknya menikmati berbagai kegiatan rekreasi yang umumnya disukai raja-raja dan pangeran Islam abad pertengahan.
Ia kerap memanah, menunggang kuda, dan berlatih pedang. Memiliki disiplin ilmu agama dan juga pengetahuan sekuler yang luas, ia juga menulis tentang tokoh terkemuka dalam sejarah Yaman, silsilah orang-orang Arab, dan budi daya biji-bijian dan sereal.

Namun, pada awal 1970-an, para sejarawan dibuat tercengang dengan temuan sebuah kamus poliglot alias kamus dalam banyak bahasa. Dalam kamus spektakuler tersebut terdapat sekitar 1.200 kata bahasa Arab. Dalam kolom yang paralel terdapat padanan kata dalam lima bahasa lain, yakni Persia, Turki, Yunani, Armenia, dan Mongolia.

Ini bukan hal yang biasa. Meskipun kamus multibahasa beredar luas di seluruh dunia Muslim pada abad pertengahan, kebanyakan berisi bahasa Arab, Persia, dan Turki. Belum pernah ditemukan kamus yang berisi enam bahasa.

Daftar kosakata tersebut walau jumlahnya hanya 1.200 kata, jelas sangat berguna bagi pedagang, diplomat, atau mereka yang terlibat dalam pekerjaan intelijen. Namun, kamus al-Afdhal tampaknya disusun bukan untuk kepentingan itu. Hal tersebut terlihat dari pilihan bahasa, kategori, dan kata-kata.

Sebaliknya, semua bukti mengarah pada kesimpulan kamus itu disusun hanya sebagai hobi intelektual. Tampaknya, mengumpulkan kata-kata dalam bahasa lain, bagi sultan keenam Yaman tersebut adalah cara untuk bersenang-senang. Sama seperti sebagian kita yang mengoleksi perangko, koin, atau kupu-kupu.

Kamus yang dijuluki para ilmuwan dengan Rasulid Hexaglot itu merupakan salah satu dari kumpulan karya al-Afdhal yang ditemukan di Yaman. Kumpulan karya tersebut dijilid sehingga membentuk sebuah naskah tunggal.

Rasulid merupakan dinasti yang menguasai Yaman dan Hadramaut dari tahun 1229 sampai 1454 M. Pendiri klan Rasulid adalah keturunan dari Muhammad Ibn Harun, seorang pemimpin suku Turki Oghuz yang datang ke Yaman pada 1180 sebagai pembawa pesan (Arab: rasul) dari khalifah Abbasiyah.

Sebelum diambil alih oleh klan Rasulid, Yaman telah diperintah Dinasti Ayyubiyyah yang didirikan Salahuddin al-Ayyubi di Mesir.

Di antara kelompok-kelompok etnis Yaman, ada juga Arab, Kurdi, dan Turki. Kelompok tersebut hidup berdampingan dengan penduduk Yahudi yang cukup banyak, Persia, dan segelintir orang Yunani, Armenia, Georgia, dan Circassia.

Maka, kamus itu harus dilihat bukan hanya sebagai hasil karya intelektual seorang raja, tetapi juga produk dari sebuah lingkungan yang sangat internasional.

Kolom bahasa Arab dan Persia dalam heksaglot (kamus enam bahasa) itu menjadi contoh tulisan khas Arab dan Persia dari akhir abad pertengahan, tetapi bahasa lain dalam kamus juga diberi komentar khusus. Misalnya, kata-kata Turki di bagian akhir kamus, berasal dari dialek yang terkait erat dengan bahasa Turki modern, Azerbaijan, dan Turkmenistan.

Sedangkan, kata-kata Turki di bagian awal menampilkan kedekatan dengan kelompok bahasa Turki yang meliputi Tatar, Bashkir, Kazakhstan, dan Karakalpak. Semua bahasa tersebut digunakan di negara bekas Uni Soviet.

Kemungkinan dari diskontinuitas itu adalah Rasulid Hexaglot terdiri dari dua kamus terpisah yang disusun bersama membentuk satu kesatuan. Pada bagian entri Yunani dan Armenia, ada sejumlah karakteristik umum kedua bahasa yang langka ditemukan, yakni ditulis dalam aksara Arab.

Contoh termashyur bahasa Yunani yang ditulis dalam aksara Arab adalah serangkaian puisi yang ditulis penyair Jalaludin Rumi pada abad ke-13. Dialek Yunani dan Armenia dari abad pertengahan yang terekam di kamus kini sudah punah. Ejaan awal kedua bahasa itu menunjukkan al-Afdhal mendengar kata-kata itu dari penutur asli, bukan dari teks.

Dari sudut pandang filologis, bagian Mongolia di kamus tersebut adalah kolom yang paling berharga dari semua. Meski Mongolia berkuasa di Timur Dekat (membentang dari Iran, Irak, dan berpusat di Persia Azerbaijan) sejak 1256 sampai sekitar 1335 M, semua karya sastra yang selamat ditulis dalam bahasa Persia, Arab, atau Suriah.

Bahasa Mongolia dituturkan di beberapa bagian dunia Islam selama beberapa dekade, tapi sedikit yang diketahui tentang dialek itu sampai ditemukannya Rasulid Hexaglot.

Sampai sekarang belum jelas apakah al-Afdhal menggunakan sumber-sumber tertulis dalam menyusun kolom ini atau apakah dalam 30 atau 40 tahun setelah Mongol tidak lagi memerintah di Timur Dekat, ia menemukan seseorang yang masih berbicara Mongolia di Yaman.


Ketertarikan yang tak biasaPada 1974, seorang sarjana Lebanon menunjukkan salinan mikrofilm naskah ini kepada Profesor Tibor Halasi-Kun.

Profesor tersebut adalah seorang ahli bahasa Turki dan sejarah Departemen Bahasa dan Budaya Timur Tengah di Universitas Columbia, Amerika Serikat. Halasi-Kun terkejut akan nilai historis naskah itu.

Naskah itu sendiri belum pernah keluar dari Yaman. Ia lalu membentuk tim ahli yang terdiri dari empat filologis untuk mengedit, menerjemahkan, dan menganalisis isi teks kamus. Tim menemui kesulitan karena teks seluruhnya ditulis dalam aksara Arab.

Aksara Arab jarang digunakan untuk menulis bahasa Yunani, Armenia, dan Mongolia. Para ahli juga bisa mempelajari mengenai tulisan kuno, filologi (manuskrip kuno), dan sejarah.

Halasi-Kun mengerjakan bagian Turki. Mantan muridnya, Peter B Golden, dari Universitas Rutgers, bertanggung jawab atas bagian Yunani. Keduanya juga bekerja sama menerjemahkan entri bahasa Arab dan Persia yang secara linguistik jauh lebih sulit daripada yang lain.

Bagian Mongolia dipelajari oleh akademisi Lajos Ligeti dari Universitas Budapest, Hungaria. Sedangkan, Profesor Edmond Schiitz menangani bagian Armenia. “Saya pikir (kamus) ini murni hanya sebuah hobi,” ujar Golden saat ditanya mengenai alasan al-Afdal menyusun kamus.

Golden mengatakan, al-Afdhal menyusun kosakata politik dan budaya yang menurutnya menarik pada masa itu. Pada dasarnya, ia membicarakan mengenai bahasa besar pada era itu.
Baginya, kamus yang dibuat sultan Yaman merupakan prestasi mengesankan meski para penguasa abad pertengahan memang memiliki kemampuan akademis yang luar biasa. Namun, kata Golden, ketertarikan al-Afdhal al-Abbas pada leksikografi (pembuatan kamus) tidak biasa.

Ketika penelitian terhadap kamus dimulai, terungkap naskah Rasulid Hexaglot tidak ditulis dengan tangan al-Afdhal sendiri. Yang terjadi adalah naskah adalah hasil salinan beberapa kali oleh juru salin. Tim berasumsi variasi dalam ejaan adalah kesalahan penulisan.

Asumsi itu logis. Sebagaimana juru salin moderen, juru salin hampir selalu melakukan beberapa kesalahan. Secara alami, kemungkinan kesalahan meningkat setiap kali seorang juru tulis diminta menyalin data dalam bahasa yang dia tidak tahu, terutama dalam bahasa yang tidak biasa, seperti Mongolia dan Armenia.

Kosakata dalam Rasulid Hexaglot dikelompokkan secara sistematis sesuai dengan subjek. Profesor Peter B Golden dari jurusan sejarah Universitas Rutgers, Newark, Amerika Serikat, menyebut klasifikasi tersebut sangat ilmiah dan logis.

Subjek dalam kamus terbagi menjadi kategori sebagai berikut: anatomi, fungsi tubuh, binatang besar, hewan berbulu, serangga, burung, istilah kekerabatan, bagian dari hari/pekan/tahun, angka, berat dan ukuran, mata uang, air, topografi, pohon, buah-buahan, biji-bijian dan sereal, warna, penyakit dan kesengsaraan, kuda, alat rumah tangga dan peralatan, senjata, perlengkapan memanah, perlengkapan kuda, berbagai macam makanan, pakaian, logam mulia dan permata, dan kerajinan dan pengrajin.

Tim peneliti Rasulid Hexaglot seakan terhanyut oleh metode yang dilakukan al-Afdhal. Golden menambahkan jika dirinya berada dalam posisi sultan, ia juga akan melakukan hal yang sama. “Dalam arti, kami hampir merasa raja ini memiliki semacam semangat yang sama. Ia mempunyai sejumlah ketertarikan yang sama dengan kami,” katanya.

Kategori terperinci, seperti elang, memanah, dan menunggang kuda menunjukkan sang sultan menggemari hal tersebut. Contohnya, kosakata panah, busur, bergetar, tali busur, bulu panah, panah, dan target tersedia dalam bahasa Arab, Persia, Turki, Yunani, dan Armenia.

Tidak ada kata dalam bahasa Mongolia untuk kosakata tadi. Elang putih abu-abu, misalnya, dalam bahasa Arab disebut al-bazal-ashhab, baz-isaped dalam bahasa Persia, aq toghan dalam bahasa Turki, aspron yerakin dalam bahasa Yunani, dan spidak baza di Armenia.

Istilah dasar juga dimasukkan dalam Rasulid Hexaglot, yakni Tuhan, pria, perempuan, hidup, mati, bumi, matahari, bulan, teman, musuh, roti, daging, susu, kepala, jantung, surga, dan neraka. Kosakata, seperti keju lembut, agas, pasta, jas hujan, pisau pembuat sepatu, dan perut kedua unta juga ada.

Lalu, pertanyaan yang masih tersisa, gambaran apa yang bisa kita tahu tentang kehidupan Yaman pada abad ke-14? Jawabannya, tidak banyak. Alih-alih, Hexaglot Rasulid memberitahu kita tentang ketertarikan dan perhatian seorang raja Yaman yang berbakat.

Berkat karyanya, pengetahuan kita tentang Turki pada akhir abad pertengahan, Armenia Silisia, Byzantium Yunani, dan dialek Mongolia yang punah bertambah.

Namun, Rasulid Hexaglot juga menimbulkan banyak pertanyaan tentang al-Afdhal. Sosok seperti apakah dia? Bagaimana pribadinya? Kapan dan bagaimana dia tertarik pada dunia kata-kata?

Adakah teman sebagai tempat ia berbagi minat? Dan, masih banyak pertanyaan seputar itu. Tentang hal-hal itu, sayangnya kita hanya bisa bertanya-tanya.

 Ani Nursalikah     
Redaktur : Chairul Akhmad

Orang Yahudi di Madinah

bangunan tua 490x326 Orang Yahudi di Madinah
MENURUT sejarah, orang-orang Yahudi adalah keturunan Israil. Dalam tafsir Ibnu Katsir, Al Qurthubi dan Jalalain, Isra’il adalah Nabi Ya’qub. Jadi bani Israil adalah keturunan Nabi Ya’qub. Menurut catatan KH. Munawar Khalil, kira-kira tahun 1800 SM, nabi Ya’qub pindah dari Kan’an (Palestina) bersama anak cucunya ke Mesir. Yaitu setelah Nabi Yusuf as, puteranya menjabat sebagai raja Mesir. Kemudian nabi Ya’qub wafat pada tahun 1689 SM, disusul Nabi Yusuf pada tahun 1635 SM.

Meskipun demikian bani Israil tetap tinggal di Mesir hingga 300 tahun iamanya. Setelah itu mereka hidup dibawah kekuasaan Fir’aun. Mereka ditindas, dibunuh dan diintimidasi. Akhirnya berkat pertolongan Nabi Musa mereka berhasil keluar dari Mesir dan kembali ke Palestina.

Allah swt berfirman: “Dan (Ingatlah) ketika kami selamatkan kamu dari (Fir’aun) dan pengikut-pengikutnya; mereka menimpakan kepadamu siksaan yang seberat-beratnya, mereka menyembelih anak-anakmu yang laki-laki dan membiarkan hidup anak-anakmu yang perempuan. dan pada yang demikian itu terdapat cobaan-cobaan yang besar dari Tuhanmu. Dan (ingatlah), ketika kami belah laut untukmu, lalu kami selamatkan kamu dan kami tenggelamkan (Fir’aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan,” (QS Al Baqarah [2]: 49-50).

Setelah Nabi Musa wafat, pimpinan diserah-kan kepada Nabi Ilyas as, selanjutnya kepada Nabi Ilyasa as. Setelah Nabi llyasa wafat, mulailah keadaan dan kehidupan mereka menjadi kacau balau, kocar-kacir dan tidak karuan. Ajaran Taurat mulai mereka tinggalkan sehingga mereka menjadi lemah, rendah dan hina dina. Untung mereka memiliki pemimpin yang gagah berani bemama Samuel. Lalu Samuel menunjuk Shawel untuk mengendalikan pemerintahan. Setelah Shawel wafat, kemudian digantikan oleh Nabi Dawud as. Raja Dawud memegang kerajaan kira-kira pada tahun 1058 s.d. 1017 SM.

Selanjutnya Bani Israil hidup dibawah kerajaan Nabi Sulaiman. Pada masa ini, Bani Israil hidup damai, makmur dan sentosa. Yaitu lebih kurang 400 tahun lamanya. Setelah Nabi Sulaiman as wafat, kerajaan mereka terbagi menjadi dua. Yaitu kerajaan Israil dengan ibukota Samaria. Dan kerjaan Yahudi dengan ibukota Darus Salam (Yerusalem).

Tahun 722 SM, kerajaan Israli jatuh ke tangan raja Salmannasar. Dan tahun 586 SM, kerajaan yahudi diserbu raja Nabukadnesar. Lalu pada tahun 539 SM raja Cyrus dari Persia menaklukkan Babylonia. Tidak berapa lama bangsa Mesir berhasil merebut Negara kaum Yahudi dari kekuasaan bangsa Persia. Selanjutnya mereka ditaklukkan oleh bangsa Romawi dengan rajanya Augustus. Pada masa itulah nabi Isa as dilahirkan. Dalam kekuasaan Mesir dan Romawi itulah, bani Israil mengalami berbagai macam penderitaan dan kesengsaraan.

Pada tahun 70 SM mereka berupaya melakukan pemberontakan. Namun gagal. Justru akhirnya mereka diperbudak dan diusir dari negerinya oleh raja Romawi (Titus). Mulailah sejak saat itu mereka hidup terlunta-lunta di berbagai negeri (diaspora). Sebagian diantara mereka mengembara dan menetap di semenanjung Arabia. Diantaranya adalah tiga suku besar Yahudi yang tinggal di Yatsrib (Madinah). Yaitu bani Qainuqa, bani Nadhir dan bani Quraizhah. Di kota Madinah inilah mereka menunggu kedatangan Nabi terakhir yang diharapkan akan membantu membangkitkan kejayaan mereka kembali.Namun karena sifat iri dan dengkinya justru mereka memusuhi Rasulullah. Disebabkan Nabi Muhammad bukan keturunan Israil.

Allah swt berfirman: “Dan setelah datang kepada mereka Al-Quran dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, Maka setelah datang kepada mereka apa yang Telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka laknat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu,” (QS. Al-Baqarah [2]: 89).

Di Madinah mereka menguasai pusat-pusat ekonomi dan bisnis. Dengan kelicikannya tiada henti-hentinya mereka memprovokasi dan mengadu domba suku Aus dan Khazraj agar selalu ribut dan perang. Allah swt berfirman: “Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. dan Sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: – Sesungguhnya kami Ini orang Nasrani. – yang demikian itu disebabkan Karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) Karena Sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri” (QS Al-Maaidah [5]:82).

Umur Umat Islam

mekkah kabah 490x326 Umur Umat Islam
DIRIWAYATKAN oleh Imam Bukhari (di dalam Shahih-nya) dari Abdullah Ibn ‘Umar radhiallahu’anhu, bahwa beliau mendengar Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya masa menetapmu dibandingkan dengan ummat-ummat sebelum kamu adalah seperti waktu shalat Ashar sampai terbenamnya matahari, Ahli Taurat (Yahudi) telah diberikan kepada mereka kitab Taurat kemudian mereka mengamalkan kitab tersebut, sehingga apabila mereka telah sampai waktu tengah hari mereka pun ‘lemah’ untuk mengamalkannya, lalu mereka diberi ganjaran oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala masing-masing satu qirath.

Kemudian diberikan pula kepada Ahli Injil (Nasrani) kitab Injil, lalu mereka mengamalkan kitab tersebut sampai waktu shalat Ashar, setelah itu mereka ‘lemah’ untuk mengamalkan, maka mereka pun diberi ganjaran oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala satu qirath – satu qirath. Kemudian diberikan pula kepada kita kitab Al Qur’an, dan kita mengamalkannya sampai matahari terbenam, kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi ganjaran kepada kita masing-masing dua qirath.

Maka berkatalah Ahli Kitab, ‘Wahai Tuhan kami, mengapa Engkau memberikan ganjaran kepada mereka (kaum Muslimin) masing-masing dua qirath dan Engkau memberikan ganjaran kepada kami masing-masing satu qirath sedangkan amal kami lebih banyak?’
Berkata Allah Subhanahu wa Ta’ala (sambil bertanya), ‘Apakah aku berlaku zhalim (tidak adil) dalam memberikan ganjaran amal kalian?’
Mereka menjawab, ‘Tidak.’
Allah Subhanahu wa T’ala berkata, ‘Itu adalah karunia-Ku yang Aku berikan kepada siapa saja yang Aku kehendaki’.”

Diriwayatkan oleh Bukhari dalam beberapa tempat dalam kitab Shahihnya: Pada Kitab Mawaqitushshalah, Juz 2, Faatul Baari, hal. 38. Cetakan Darul Fikri. Pada kitabul Ijarah, Juz 4, hal. 445. Kitab Al Hadist Al Anbiya’ Juz 6 hal 465. Kitab Fadha’il Quran Juz 9 hal 46 dengan sanad yang berbeda-beda

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari juga dalam kitab Shahih-nya sebuah Hadist dari Abu Musa radhiallahu’anhu dari Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam,
“Permisalan antara kaum Muslimin dan Kaum Yahudi dan Kaum Nasrani adalah seperti seorang laki-laki (kaya) yang mengupah suatu kaum untuk melakukan sebuah pekerjaan untuknya sampai malam, akan tetapi kaum tersebut hanya bekerja sampai tengah hari dan mereka berkata kepada laki-laki tersebut, ‘Kami tidak memerlukan gaji yang kamu berikan.’

Kemudian laki-laki itu mengupah suatu kaum yang lain dan berkata, ‘Sempurnakanlah pekerjaan ini sampai penuh hari ini dan kamu akan mendapatkan gaji seperti yang aku syaratkan.’
Kemudian kaum tersebut hanya bekerja sampai waktu shalat ‘Ashar dan berkata, ‘Ambillah olehmu apa-apa yang kami kerjakan.’

Kemudian laki-laki tersebut mengupah suatu kaum yang lain, maka mereka pun bekerja sampai penuh hari tersebut sehingga terbenam matahari dan mereka mendapatkan gaji dua kaum sebelum mereka’.”
Juga diriwayatkan oleh Bukhari dalam beberapa tempat: Kitab Mawaqit Ash Shalah Juz 2 hal 38. Kitab Al Ijarah Juz 4 hal 447.